Maafkan Aku Suamiku, Aku Hanya Wanita Biasa 2






Dengan sikap duduk di bangku di muka pintu saya terus mengocok memek ku dengan jari-jari ku serta tidak lama berlalu saya juga capai orgasme yang benar-benar nikmat.Narasi Seks 2016 Sesudah usai ritual masturbasi yang tidak cocok gagasan itu saya meneruskan pekerjaan rumah yang sudah jadi rutinitasku. Selama lakukan pekerjaanku itu pikiranku terus teringat kontol Rendi yang baru saya melihat hanya benjolan. Saya terus memprediksi berapa besarnya, berapa panjangnya, kencangnya semacam apa, tahan berapa lama. Ah, makin lama makin ingin tahu saya akan kontolnya Rendi. Tidak sempat terbayangkan awalnya, Rendi yang akhir kali berjumpa masih bocah ingusan saat ini sudah menghidupkan birahiku. Sesudah usai dengan pekerjaanku saya langsung mandi. Saya temui Rendi sudah usai mandi serta sedang bersiap-siap untuk interviu kerjanya jam 10 kelak. Entahlah kenapa pagi itu saya ingin nampak cantik di mata Rendi. Saya juga berdandan, walau sebenarnya umumnya saya gak sempat gunakan kosmetik bila tidak ingin pergi. Saya memakai celana legging supaya pantatku dapat nampak mencolok serta terilihat cetakan celana dalamnya. Lalu saya kenakan pakaian kaos yang ketat serta bra yang kekecilan yang telah lama tidak ku gunakan supaya toketnya nampak menyembul serta nampak belahannya. Entahlah mengapa saya seperti anak ABG yang ingin cari perhatian lelaki. Sesudah usai berdandan saya juga keluar kamar. Jam dinding memberikan jam 9 kurang 5 menit. Kudapati Rendi sedang berbenah dengan tasnya, kemungkinan sedang mengecek bawaan untuk persiapan wawancarnya. "Sudah siap Ren?" Tanyaku mengawali perbincangan.
Saya berjalan berlenggak-lenggok seperti pragawati yang memaerkan pantat mendekati Rendi.

"Eh, tante.. Doa in saja ya agar dapat diterima." Jawabnya.

"Ya iya lah tante doa in, kelak jika telah diterima tinggalnya di sini saja ya Ren.." Entahlah mengapa perkataan itu mendadak terlontar dariku. Walau sebenarnya dari gagasan awal Rendi akan ngekost jika telah diterima.

"Ah, nanti ngerepotin tante.. Rendi lebih bagus nge-kost saja.."

"Gapapa ko Ren, kaya ma siapa saja.." Saya menyilangkan kakiku mengharap Rendi lihat bokongku yang tercetak di celana legging. "Oh iya, memang interviu kerjanya sampai kapan Ren..?" lanjutku lagi.

"Sampai hari kamis tante, tetapi Rendi baru pulangnya hari sabtu, hari jumat nya Rendi ingin jalanan dahulu.. bisa kan tante?" Jawabnya seperti umumnya tidak ada reaksi yang berlebihan dari Rendi sesudah kupamerkan bokongku.

"Ah gapapa ko' Ren, semakin lama lagi gapapa ko" Ingin rasa-rasanya saya bertelanjang ria di muka Rendi serta mendekapnya. Ah.. tetapi saya belum juga cukup edan. Selang beberapa saat Rendi juga pergi untuk interviu kerjanya. Sepanjang hari itu pikiranku terus mengarah ke kontol Rendi yang jadikan rasa penasaranku lumayan tinggi. Keesokannya kegiatan rutin yang umum juga berlalu, jam 7 pagi suami serta beberapa anak ku telah pada pergi. Kesempatan ini Rendi telah bangkit dari pagi automatis acara masturbasi ku juga terhalang. Sejauh ini saya masturbasi tetap dengan rangsangan lihat bokep di internet yang komputernya berada di ruangan tamy. Saya tidak terlatih masturbasi dengan imajinasiku tanpa ada rangsangan dengan cara visual. Serta rasa-rasanya mustahil masturbasi dengan melihat Rendi seperti tempo hari, Rendi saat ini telah terjaga, jika diketahui dapat berabe. Ah, tetapi dapat saja kan meminta langsung Rendi untuk menunjukkan kontolnya. Pemikiran edan terbesit di otakku. Ah, edan kali kelak jika Rendi lapor ke kakak ku, trus kelak suami ku dapat tahu . Tetapi jika Rendi nya turut terangsang ia tentu tidak ngelaporin terus saya tidak cuma dapat lihat kontol Rendi tetapi juga bisa merasakan memek ku di hujamnya dengan kontolnya yang gede. Aaaahhh.. tentu nikmat pikirku. Tetapi apa saya dapat membuat Rendi terangsang. Mari Sinta, kamu tentu dapat ! Saya betul-betul telah kehilangan kewarasan. Nafsu seks kuasai diriku serta saya juga betul-betul melakukan gagasan gilaku itu. Tidak seperti umumnya pagi itu saya mandi lebih dini, pekerjaan rumah yang umum kukerjakan saya acuhkan dulu. Sesudah mandi saya juga berdandan supaya nampak cantik. Setalah kupilah-pilih saya pu putuskan daster tipis warna pink untuk kukenakan. Saya putuskan tidak memakai bra serta celana dalam supaya Rendi dapat lihat cetakan putingku serta akan kupertontonkan memek dan pantat ku dengan cara langsung. Intinya Rendi harus terangsang melihatku.

Sesudah usai berdandan saya juga langsung cari figur keponakanku itu, serta kutemui ia di ruangan tamu sedang membaca koran. "Pagi Ren… ingin pergi jam berapakah ini hari?"

"Biasa tante jam 9… memang benar ada apa tante?" Kesempatan ini Rendi mulai memperhatikan badanku.

"Ah gapapa ko'.. Dapat meminta tolong gak angkatin jemuran ke atas.."

"Iya tante dapat, mana jemurannya?" Sesudah memberikan jemurannya Rendi juga mengusungkannya. Saya menyengaja jalan terlebih dulu dengan keinginan waktu di tangga Rendi dapat lihat bokongku yang tidak terbungkus celana dalam dengan cara langsung. Serta memang sama seperti yang saya prediksikan, waktu di tangga Rendi lihat bokongku walau dengan curi-curi. saat telah tiba atas kulihat besarnya benjolan di celana Rendi yang mengisyaratkan telah ereksi.Narasi Seks 2016 "Loh, telah bangun lagi Ren?" tanyaku saat sampai di atas.

"Tujuan tante? " Rendi terlihat bingung.

"Itu dede yang di celana nya?" Mata ku tertuju ke benjolan di celana Rendi.

"Eh, ah.. eh.." Rendi terlihat salah tingkah serta tidak bisa menjawab.

"Rendi terangsang ya melihat tante?" tanyaku lagi.

Rendi terlihat masih salah tingkah serta tidak menjawab pertanyaanku.

"Bisa gak tante melihat dedenya Rendi?" Saya mulai buka gesper serta kancing celana Rendi.

"Ja.. ja.. jangan tante.." kata Rendi. Tetapi tidak kulihat penampikan Rendi pada apakah yang saya kerjakan. Saya juga terus buka celana Rendi. Kudapati kontol yang besar yang telah ereksi kencang. Besarnya hampir sama juga dengan dengan kontol-kontol bule yang saya melihat di film bokep, tetapi punyai Rendi semakin pendek sedikit. Saya juga langsung melahap kontol Rendi yang besar ke mulutku. Mulutku penuh sesak dengan kontol Rendi serta rasa-rasanya mulutku tidak dapat memuat panjangnya kontol Rendi. Rendi nampak nikmati permainan mulutku di kontolnya, begitupun saya. Birahiku langsung menggelora, kontol yang sejauh ini kudambakan serta kuhayalkan saat ini dapat kurasakan di mulutku serta saya juga tidak sabar untuk terima sodokan kontol Rendi yang besar ini.

Saya juga menudahi permainan mulutku, sekarang saya tarik Rendi ke kamar tamu yang pas di sebelahku.

"Jangan ah tante, kelak Om Andri tahu.."

"Mari lah, jika Rendi gak katakan tentu gak akan tahu.." Jawabku sekalian menarik tangan Rendi ke kamar. Rendi juga mengikuti ajakan ku. Ku dudukan Rendi di tempat tidur serta saya juga langsung buka dasterku yang membuatku jadi telanjang bundar. Rendi terlihat terbelalak lihat badan bugilku terpajang di depannya. Lalu saya lucuti satu demi satu baju Rendi sampai sama telanjangnya denganku. Dadanya yang berbidang membuatku tidak tahan. Tidak sama sekali dengan perut Mas Andri yang buncit serta dadanya yang lembek. Saya langsung naik ke atas Rendi. Kuciumi mulut Rendi dengan penuh nafsu. Kugesek-gesekan kontolnya yang tegang ke bibir memek ku yang telah membasah. Serta.. clepp.. berasa sensasi mengagumkan waktu pertama kontol Rendi masuk dalam memek ku. Berasa tertahan nikmat memeku. Lalu saya mulai bergoyang, tidak sama sekali dengan waktu dengan Mas Andri. Umumnya saya harus berusaha susah payah menggoyang supaya kontol Mas Andri tentang titik sensitifku, tetapi dengan kontol Rendi yang besar cukup dengan sedikit goyang titik sensitifku telah berasa nikmat. Serta cukup dengan seputar tiga menit saya juga capai oragasme yang mengagumkan. "Aaahhh……. Kamu di atas ya sayang…" saya meminta untuk berganti tempat, serta selang beberapa saat Rendi telah menindihku dengan kontol yang tertanam di memek ku. "Tante haus Ren, puasin tante.. puasin tante sayang…" Mulutku mulai meracau tidak karuan. Saya terikut melayang-layang birahiku yang mengebu dengan disertai kocokan kontol Rendi yang perkasa. Saya ada di pucuk kesenangan birahi yang sejauh ini tidak dapat saya peroleh dari suamiku Mas Andri. Badanku berasa panas, keringat bercucuran dari badanku. Tidak saya pikirkan ia keponakan dari kakak kandungku sendiri yang masih tetap punyai pertalian darah. Saya cuma mengaggap ia lelaki perkasa yang dapat menyiram birahiku yang dahaga.

"Terus sayang… terus… aaaahhhhh…" Saya juga capai orgasme yang ke-2. Orgasme yang yang berturut-turut dengan tempat Rendi yang masih tetap sama. Baru kesempatan ini saya merasai multi orgasme, oragasme yang demikian dasyat yang jadikan badanku berkejang habat. Benar-benar perkasa sekali keponakan ku ini.Narasi Seks paling baru Hampir satu jam memek ku dihujam kontol Rendi yang perkasa. Telah 6 atau 7 kali saya capai orgasme, ah untuk apa saya hitung. Saya cuma menikmati… Kelihatannya saat ini Rendi ingin keluar, kocokannya berasa makin cepat tidak teratur. Kontolnya kurasa semakin menegang di memek ku. Sesaat selanjutnya berasa cairan hangat menyemprot di memek ku. Serta saya juga capai orgasme untuk entahlah yang keberapa kali. Kurasakan banyak cairan sperma yang keluar dari kontolnya Rendi sampai membludak keluar dari memek ku. Lalu sesudah kontolnya ditarik dari memek ku saya juga langsung menjilati kontol Rendi, bersihkan cairan sperma yang melekat di kontolnya sampai bersih. Saya menjilati sampai kontol Rendi laya tidak tegang lagi. Serta meskipun telah lemah jika saya lihat masih semakin besar dibanding dengan kontol Mas Andri yang ngaceng. Benar-benar perkasa keponakanku ini. Sesudah satu jam semakin kami bergelut Rendi juga pergi untuk interviu kerjanya. Hari itu saya rasa lemas sekali serta saya juga kerjakan pekerjaan rumahku dengan malas. Saya benar-benar nikmati serta senang dengan service Rendi. Kelihatannya Rendi juga demikian. Dapat dibuktikan dengan terus diulangnya tiap pagi sebelum Rendi pergi interviu kerja.

Pada akhirnya Rendi juga diterima kerja. Saya telah menawarinya untuk tinggal bersama-sama, saya masih ingin dipuaskan oleh sepupuku Rendi tetapi dia menampiknya dengan fakta tidak enak waktu berjumpa Om Andri. Rendi juga mengekost tidak jauh dari rumah kami serta kami juga masih senang mencuri-curi waktu untuk sama-sama memberi kepuasan birahi. Di satu bagian saya berasa berdosa pada Mas Andri, saya berasa nista dengan menggadaikan kesetiaanku untuk seorang istri. Tetapi sang bagian lain saya cuma seorang wanita biasa yang ingin tercukupi keperluan bathinku.

Popular posts from this blog

Ngentot Dengan Ibu Kandung

Aku Jadi Sekretaris "Pribadi" Bos Ku

Punya Ibu Tiri Ternyata Enak Juga