Maafkan Aku Suamiku, Aku Hanya Wanita Biasa 1



Jadi istri yang setia adalah harapan umumnya wanita, termasuk juga diriku. Sinta namaku, umurku 37 tahun. Saya telah menikah semasa 15 tahun serta telah dikarunia dua orang anak lelaki yang berusia 13 serta 10 tahun. Mas Andri ialah suamiku, umurnya semakin tua 5 tahun dari saya. Ia bekerja dalam suatu lembaga pemerintahan serta mempunyai posisi yang lumayan bagus hingga kehidupan ekonomi keluargaku lebih dari pada cukup.

Narasi Seks: Maafkan Saya Suamiku, Saya Cuma Wanita Biasa Awalannya kehidupan tempat tidur kami baik-baik saja. Mas Andri tetap dapat memuaskanku, begitupun dengan saya yang tetap memberi service yang paling baik untuk suamiku. Tetapi perlahan Mas Andri beralih. Sikapnya saat ini seperti malas jika terkait denganku. Dahulu sebelum lakukan intim umumnya Mas Andri senang merauku dengan beberapa hal yang romantis tetapi saat ini langsung masukin saja serta tanpa ada pemanasan. Seringkali jalinan intim saya dengan Mas Andri tidak lebih dari pada 5 menit. Hampir 2 tahun paling akhir saya tidak perna mencapa orgasme jika ditidurin Mas Andri. Terkadang saya senang bertanya-tanya, apa Mas Andri punyai wanita lain kecuali saya hingga tidak bernafsu lagi dengan saya? Atau apa saya ini tidak cantik lagi di mata Mas Andri? Walau sebenarnya menurut ibu-ibu komplek saya termasuk juga ibu yang ‘segar' sebab rajin menjaga badanku. Terkadang setelah mandi saya senang berkaca sendiri sekalian telanjang. Kuperhatikan sisi badanku satu-satu. Memang mukaku saat ini mulai ada keriput-kerutan tetapi saya rasa dengan rambut panjang lurus serta hidungku yang mancung saya masih cantik. Badanku memang tidak langsing lagi seperti muda dahulu tetapi saya rasa badanku masih kencang serta menarik tidak seperti ibu-ibu komplek rekan arisanku yang banyak lemak yang bergelambir. Payudaraku walaupun sedikit bergelantung tetapi saya rasa masih seksi dengan ukuran sebesar 38B. Ditambah lagi pantatku yang besar montok, saya rasa anak muda sekalinya gak banyak yang pantatnya semontok saya. Memang kehidupan ranjangku belakangan ini menyiksaku, tetapi sedapat mungkin saya jaga kesetiaanku pada Mas Andri sama seperti seperti saya jaga keperawananku dahulu. Awalannya saya terima saja situasi ini, tetapi waktu saya berteman dengan dunia maya. Memang baru satu bulan ini kami berlanggan internet di dalam rumah kami, itu sebab anak kami yang terbesar merengek-renget meminta. Awalannya saya belum pernah tertarik dengan namanya internet tetapi sebab insiden itu semua beralih. Saat itu satu malam saat saya habis melakukan hubungan intim dengan Mas Andri yang seperti umumnya saya tidak capai orgasme. Waktu itu saya tidak dapat tidur, Mas Andri serta beberapa anak telah pada tidur semua karena itu saya iseng menghidupkan computer serta buka internet. Awalannya saya cuma buka situs mengenai baju-pakaian wanita, lalu saya buka mengenai beberapa alat kesehatan. Waktu buka situs mengenai alat kesehatan dibagian bawah situs itu ada iklan mengenai ‘sex toys'. Saya juga ingin tahu serta lalu kuklik link barusan. Awalannya saya kaget waktu kubuka situs itu langsung ada beberapa barang yang memiliki bentuk seperti penis. "mungkinkah beberapa alat ini yang digunakan untuk masturbasi?" tanyaku dalam hati. Saya memang tahu apakah itu masturbasi tetapi saya tidak pernah coba sebab saya tidak paham seperti mana triknya. Lalu rasa penasaranku makin besar, kuketikan kata "langkah masturbasi" di google. Lalu nampaklah beberapa situs yang menerangkan mengenai masturbasi. Kubuka halaman barusan serta kubaca dengan cermat sekalian memikirkan mainan berupa penis barusan masuk dalam memekku. Tanpa ada kusadari tangan kanan ku telah masuk ke daster tidurku serta mengelus-elus celana dalam ku. Kurasakan serapan basah mulai berasa di celana dalamku. Saya juga makin nikmati serta kumasukan jemari ke ke celana dalam serta saya mulai mainkan klitorisku. Makin cepat serta cepat saya mainkan klitorisku serta khayalanku terbang memikirkan mengenai penis, tetapi ntah penis siapa, yang tentu penis yang besar yang menusuk-hujam memek ku. Saya juga capai orgsme, orgasme yang sejauh ini terkubur serta ketahan. Berasa sangat nikmat hingga celana dalamku basah sekali terserang cairan memekku. Sesudah usai orgasme saya juga dapat tertidur nyenyak. Pagi hari saya bangun dengan perasaan yang lain. Keinginanku yang terkubur sudah tersalurkan walau denga masturbasi. Sekarang juga saya sudah siap mengawali hari baru dengan ceria. Seperti umumnya sesudah suamiku pergi kerja serta beberapa anak pergi sekolah tinggallah saya sendiri. Pekerjaan rumah sudah menantiku, tetapi saya utamakan ke warung Bu Tuti sebab jika begitu siang senang kehabisan sayuran untuk ku masak. Sesudah berdandan alakadarnya saya juga ke warung Bu Tuti. Saya masih kenakan daster tadi malam serta saya belum mandi sebab umumnya sesudah beres semua kerjaan saya baru mandi. Saya berbelanja sayuran untuk kumasak pada hari itu. Tetapi entahlah mengapa hari itu saya beli timun walau sebenarnya saya sendiri tidak paham ingin diapakan timunnya. Kemungkinan dikarenakan waktu kupegang timun barusan saya langsung teringat tadi malam.

Sesampainya di dalam rumah saya langsung membuka kantung plastic belanjaan barusan. Timun lah yang saya mencari, saya pegang-pegang sekalian kunyalakan computer. Saya langsung buka situs tadi malam, tetapi saya rasakan saya kehendaki suatu hal yang semakin. Saya mulai mencari serta sampailah pada suatu situs yang menyediakan pornografi berbentuk video. Untuk sesaat saya memerhatikan video barusan. Adegan yang dimainkan oleh beberapa orang bule yang cantik mulus serta lelaki dengan kontol yang gede, yang gedenya hampir sama juga dengan timun yang kupegang. Adegan itu diawali dengan salaing ciuman dengan permainan lidah. Jantungku mulai berdetak tidak teratur, berasa panas mengalir. Saya mulai merasai rangsangan birahi yang menggebu.Narasi Seks 2016 Adegan diteruskan dengan hisapan kontol si lelaki oleh si wanita. Adegan yang baru buatku sebab sejauh ini saya tidak pernah cobanya serta Mas Andri juga tidak pernah meminta. Tanpa ada diakui saya mulai mulai menjilat-jilat timun yang kugenggam barusan serta tangan kiriku meraba-raba memekku yang telah basah. Adegan juga bersambung, begitupun dengan timunku. Timunku perlahan sampai ke memek ku, dengan perlahan saya input. Rasa yang benar-benar saya kangenin. Otot-otot dinding memekku berasa tercukupi dengan timun yang memiliki ukuran lumayan besar. Benar-benar saya rindukan kontol yang besar serta bertahan lama. Serta tidak lama berlalu saya juga capai orgasme yang hebat. Telah satu bulan semakin saya memberi kepuasan keinginanku dengan masturbasi di muka computer. Hampir tiap pagi saat suami serta beberapa anak telah pergi saya tentu melakukan. Mulai dengan lihat adegan bokep barat, india, Indonesia, negro s/d membaca cerita-cerita panas. Dari mulai dengan jemari tangan, timun maupun terong saya memberi kepuasan birahiku. Namun saja saya rindukan kontol asli yang dapat memuaskanku. Bukan seperti kontol Mas Andri yang kencil serta lembek walau telah ereksi, yang cuma bertahan 3 menit. Tetapi kontol lelaki sejati yang dapat memberi kepuasan keinginan birahiku. Saya jadi wanita yang terobsesi dengan kontol. Tiap lelaki yang temui saya tetap memikirkan kontolnya sebesar apa. Saya tetap berimajinasi jika kontol-kontol mereka itu menusuk memekku degan perkasanya seperti adegan-adegan bokep di internet yang tetap kutonton waktu masturbasi. Tetapi itu cuma dalam hayalanku. Saya tidak ada keberanian untuk merasai kontol kecuali kontol suamiku. Atau memang tidak ada peluang.

Sampai satu hari kakak permepuanku menitipkan anaknya Rendi di rumahku. Rendi barusan lulus kuliah, umurnya 22 tahun. Ia ingin ikuti interviu kerja di kota ku. Interviu kerja itu dilaksanakan beberapa step hingga tidak usai dalam sehari karena itu kakakku memerintahnya untuk tinggal di rumahku serta jika pastinya diterima baru cari tempat kost. Hari itu ibarat hari senin yang umum. Jam 7 pagi seperti umumnya anak serta suamiku telah pergi dari rumah. Saya mulai menghidupkan computer untuk ritual masturbasi yang telah jadi kegiatan rutin belakangan ini. Tetapi saat saya ingin buka internet saya ingat sepupuku Rendi yang baru tiba subuh barusan dengan kereta malam. Saya juga akan menangguhkan niatku untuk masturbasi takut kelak diketahui Rendi. Tetapi birahiku kelihatannya sedang berkobar-kobar pagi hari ini. Saya nekat untuk selalu lakukan masturbasi. Saya berpikir jika Rendi akan tertidur nyenyak sebab kecapekan sesudah perjalanan panjang. Saya juga selekasnya naik ke lantai 2, kamar tamu yang kami sediakan untuk Rendi. Saya akan memeriksa ia, apa masih tertidur atau telah terjaga.

Jika masih tertidur karena itu bebaslah saya bermasturbasi. Saya temui pintu kamar ruangan tamu itu sedikit terbuka, kunci kamar itu sudah lama rusak hingga pintunya tidak bisa tertutup rapat. Dari sela pintu itu saya melihat Rendi masih tidur terlentang. Saya juga lalu mengambil langkah untuk kembali pada ruangan tamu yang ada computer. Tetapi baru 2 cara saya kembali pada pintu barusan. Saya memerhatikan panorama tadi pernah lewatkan. Saya memerhatikan tonjoalan di celana boxer yang Rendi gunakan waktu tidur terlentang. Benar-benar besar tojolan kontol di celana boxer Rendi itu. Angan-angan nakalku mulai melayang-layang bersamaan tingginya birahiku pagi itu. Saya memikirkan berapa besar kontol yang berada di dalam celana Rendi itu. Ah tidak, ia kan keponakaku. Saya coba berpikir logis. Saya coba menyampingkan angan-angan nakal di otak ku. Tetapi semuanya percuma, tanpa ada sadar tangan kananku telah masuk ke dasterku. Tanganku telah mengelus-elus memek yang masih tetap terbungkus celana dalam. Ah, persertan dengan keponakan. Nafsu birahi sudah menguasaiku. Saya mulai buka celana dalam merah yang saya gunakan. Tanganku semakin terus-menerus mainkan memek ku yang telah basah. Saya memikirkan besarnya kontol Rendi yang masih tetap tertidur. Belum ereksi saja telah mencolok besar semacam itu ditambah lagi jika telah nagaceng. Ah.. tentu nikmat rasa-rasanya bila kontol Rendi yang sertinya besar itu menusuk di memek ku.

Popular posts from this blog

Ngentot Dengan Ibu Kandung

Aku Jadi Sekretaris "Pribadi" Bos Ku

Punya Ibu Tiri Ternyata Enak Juga